Di antara sekelumit kisah tentang derita bencana kemarau panjang, kisah tentang penderitaan kekeringan memang masih menjadi headline di antara perbincangan masyarakat. Namun nyatanya, ada pula darurat bencana lain yang menghadang, bahkan menjadi semakin parah beberapa pekan terakhir, yaitu kebakaran hutan.
Kebakaran hutan di Indonesia paling besar terjadi di area hutan sepanjang timur Sumatera. Posisi kedua ditempati oleh catatan kejadian kebakaran hutan di Pulau Kalimantan. Umumnya, kebakaran hutan terjadi karena dua faktor, faktor alam dan faktor manusia. Jika melihat catatan kebakaran hutan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, dapat disimpulkan merupakan akumulasi dari dua faktor utama: karena musim kemarau panjang ditambah dengan fenomena El Nino, dan juga dipicu oleh pembakaran sengaja yang dilakukan oleh warga demi alasan membuka lahan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan memberikan kesimpulan motif dan modus pembakaran hutan yang marak terjadi di Sumatera, khususnya Provinsi Riau ternyata 99 % nya adalah perbuatan yang disengaja, berikut adalah fakta seputar faktor penyabab kebakaran hutan yang dilakukan dengan sengaja:
1. Pembakaran untuk membuka lahan yang tak terkendali sehingga merembet kemana-mana
Di area kawasan hutan luas Pulau Sumatera, pembukaan lahan makin sering terjadi. Baik itu dilakukan oleh Perusahaan melalui izin resmi ataupun dilakukan oleh masyarakat yang seringkali ilegal. Jika pembakaran lahan dilakukan dalam skala besar, bisa dipastikan kebakaran hutan akan merembet ke kawasan lain sehingga sulit terkendali.
2. Pembukaan lahan akan semakin berisiko di wilayah yang sangat rentan terjadi kebakaran hutan dalam skala besar, misalnya di wilayah lahan yang mayoritas terdiri dari lahan kering, gambut.
3. Rumitnya konflik kepemilikan lahan dan hutan antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan. Biasanya jika sudah berkonflik maka pihak yang paling arogan akan pertama kali memulai membakar lahan mengusir siapapun yang berada di atasnya ataupun mengaku memilikinya.
4. Kebakaran lahan atau hutan membuat nilainya menjadi terdagradasi
Ini merupaan cara licik yang sering diterapkan perusahaan kelapa sawit di wilayah hutan luas Pulau Sumatera, mereka menyewa orang-orang yang tak mengerti apa-apa dari luar negeri untuk bekerja dan membakar lahan dengan sengaja, sehingga nilai lahan yang tadinya milik warga setempat menjadi terdegradasi. Dengan demikian perusahaan akan lebih mudah dalam mengambil alih lahan dengan membayar ganti rugi yang jauh lebih rendah dari nilai sebelum lahan terbakar.
5. Pada beberapa kasus, pembakaran lahan pun dilakukan oleh masyarakat setempat
Motifnya macam-macam, bisa berupa ajang balas dendam dengan perusahaan kelapa sawit yang telah merampas hak milik warga atas lahan, atau terpaksa membakar hutan sebagai alternatif paling murah, mudah, dan cepat untuk membuka lahan baru demi pertanian, atau perkebunan. (CAL)
Belum ada tanggapan untuk "Penyebab Kebakaran Hutan di Indonesia "
Post a Comment